"Telur dadar gosong"
oleh Dr. H. Dalih Effendy
Semua pasangan suami isteri pasti mendambakan rumah tangganya bahagia. Jika kita lihat dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad menyebutnya dengan “bayti jannati”. Rasulullah saw mencontohkan selalu menciptakan kemesraan dalam rumah tangga dengan membangun kebersamaan melaui sikap dan ucap yang penuh penghargaan, meski tidak setiap hari kita berkumpul bersama keluarga, kebersamaan yang singkat bisa kita buat secara berkualitas. Kebahagiaan dalam rumah tangga kita yang menciptakan, hadirkan menjaga rasa untuk tidak ada yang tersinggung, tanamkan keteladanan bagi anggota keluarga akan sikap penghargaan dari hal yang kecil sekalipun.
Ada kisah menarik penuh inspirasi dari “teman lamo” kata orang Palembang. Anaknya berkisah, setiap hari, ibu menyediakan kami sarapan dan makan malam. Suatu malam, ibu menghidangkan masakan sayur lodeh dan telur dadar. Namun malam itu, telur dadarnya GOSONG dan tetap dihidangkan karena tidak ada cadangannya.
Saat ayah menyantap telur, saya meliriknya dari samping meja makan untuk menunggu reaksi ayah terhadap sajian ibu.
Subhanallah, ayah dengan lahap menyantap habis makanan yang disajikan, termasuk telur dadar yang gosong. Dia tersenyum pada ibu, dan tidak lupa menanyakan kegiatan sekolahku.
Saya tidak ingat persis apa yang dikatakan ayah malam itu. Tetapi saya melihatnya menikmati telur dadar yang gosong. Perilaku ayah di malam itu mengusik keingintahuanku.
Ketika beranjak dari meja makan, malam itu, saya mendengar ibu meminta maaf pada ayah karena telur dadar yang gosong itu.
Satu hal yang tidak pernah saya lupakan adalah tuturan yang ayah katakan pada ibu. Katanya, Bunda, jangan khawatir, aku suka telur dadar yang gosong, kerak telor makanan khas orang betawi itu enak dan mahal harganya pula, kerak itu kan biasanya gosong sayang, sambil tersenyum ayah berucap manja kepada ibu.
Sebelum tidur, saya menyapa ayah, lalu bertanya apakah ayah benar-benar menyukai telur dadar gosong.
Ayah memeluk saya erat, lalu berkata, Nak, ibumu sudah bekerja keras sepanjang hari, dan dia pasti benar-benar lelah. Jadi memakan telur dadar gosong masakannya tidak akan menyakiti siapa pun. Bukankah telur dadar gosong malam itu hanya sekali dari puluhan tahun ibu memasak untuk ayah.
Nak, tahukah kamu bahwa hal yang menyakiti hati seseorang itu adalah perlakuan kita yang sulit menerima kekurangan orang lain, terutama sambil BERKATA KASAR. Lanjut ayah, dan nasihat yang lain.
Nak, kamu pasti tahu bahwa hidup itu penuh dengan banyak kekurangan, dan ketidaksempurnaan; dan ayah juga bukan orang yang terbaik dalam segala hal.
Menerima kekurangan orang lain adalah kunci terpenting untuk mewujudkan hubungan yang sehat, hangat, dan harmonis. Dan membuat orang bahagia itu adalah kebahagiaan yang hakiki.
Hidup ini terlalu sulit dan menyedihkan untuk diisi dengan kebencian karena kekurangan, permusuhan, dan pemaksaan kehendak pada orang lain. Terimalah orang lain dengan segala kekurangannya. Bukankah kesempurnaan itu justru terlahir dari kelapangan hati kita menerima kekurangan. Pepatah bijak mengingatkan bahwa “jika kamu tidak mendapatkan atau tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukai, dan nikmatilah apa yang kamu dapatkan atau miliki saat ini, walaupun ia dengan segala ketidaksempurnaannya".
Makin tua usia kita seyogyanya rumah tangga kita makin bahagia. Sering kali orang mengalami sebaliknya, hal itu karena orang itu sendiri yang menciptakannya. Ada rasa bosen, rasa malu karena sudah tua, rasa gak nyaman karena bau balsam, bukan lagi parfum, karena penampilan gak rapih, gak bersih, gak seksi, pada akhirnya perilaku seperti ini yang membuat rumah tangga kita tidak harmonis lagi.
Kawan saya itu berbagi habit kepada saya, untuk terwujudnya rumah tangga bahagia selain kita ciptakan kebahagiaan seperti tersebut di atas juga berdoa secara bersama usai berzikir disetiap ada kesempatan shalat berjamaah dengan isteri. Shalat yang paling romantis ketika gak sempat ke masjid, adalah shalat subuh, karena usai shalat itu tidak ada ba’diyahnya. Usai salam dalam shalat subuh itu kawan saya itu membiasakan menaru kepala isterinya di atas pangkuannya lama lama meletakkan kepala orang yang disayanginya itu di atas dadanya sambil membelai penuh manja. Membelai wajah isteri saat dipangkuan maupun di atas dadanya itu dibarengi dengan zikir bersama yang dimulai daengan ucapan, istigfar 3x, tahlil Laila ha illallah wahdahu …3x, Allahumma ajjirni minnar 7x, Allahumma Antas salam dst, baca Alfatihah, qulhuwallah 3x, Alfalaq, Annas, Ayat kursi, tasbih Subhanallah 33x, tahmid Alhamdu lillah 33x, takbir Allahu akbar 33x, dan tahlil Lailaha illallah 100x. Usai zikir bada shalat subuh itu tutup dengan do’a, isteri dalam pelukan suami dengan khusyu mengaminkannya. Salah satu doa yang selalu dimunajatkan adalah “ Allahumma ij’al bayti jannati” ya Allah jadikan rumah tanggaku surga bagiku. Demikian izajah sahabat saya “kawan lamo” itu yang sering saya amalkan menjadi habit juga dalam keseharian saya bersama isteri, yang kami rasakan semakin romantis penuh bahagia meski usia diatas kepala lima.
Bandar Lampung, 6 Oktober 2022