BIMROH: Jujur Itu Mudah Diucapkan, Sulit Dilakukan β Mari Mulai dari Diri Sendiri
Β
PA Tanjungkarang β Dalam kegiatan bimbingan rohani (Bimroh) yang digelar di Masjid Al-Mahkamah Pengadilan Agama Tanjungkarang, para aparatur mendapatkan materi oleh Panitera PA Tanjungkarang, Sabrimen, S.Ag., M.H.tentang pentingnya kejujuran sebagai pondasi utama dalam kehidupan.
Β
Dalam penyampaiannya, pemateri menekankan bah
wa jujur adalah kata singkat yang hanya terdiri dari lima huruf, mudah diucapkan namun sangat fundamental. Jujur merupakan nilai moral yang mendasar, roh kepribadian, sekaligus penentu integritas dan karakter seseorang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), jujur berarti tulus hati, apa adanya, serta sesuai antara perkataan dan perbuatan. Nilai inilah yang menjadi modal utama dalam berinteraksi dengan orang lain maupun dalam membentuk pribadi yang berakhlak mulia.
Dari perspektif Islam, kejujuran menjadi jalan menuju kebaikan. Rasulullah SAW sendiri sebelum diangkat menjadi Nabi telah dikenal dengan gelar Al-Amin karena sifat jujurnya. βHendaklah kamu bersifat jujur, karena kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa seseorang ke dalam surga,β demikian pesan yang disampaikan dalam materi Bimroh tersebut.
Namun, realitas saat ini menunjukkan bahwa kejujuran semakin sulit ditemukan. Ironisnya, di negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam, masih banyak yang tergelincir dalam ketidakjujuran, baik dalam hal kecil maupun besar. Bahkan dalam perkara di pengadilan, sering dijumpai pasangan suami-istri yang tidak jujur satu sama lain.
Kejujuran sejatinya menghadirkan ketenangan batin dan menjadi awal dari segala kebaikan. Sebaliknya, lawan dari jujur adalah dusta, yang hanya akan membawa kesengsaraan.
Di akhir penyampaian, pemateri mengajak seluruh aparatur untuk membiasakan diri bersikap jujur dalam kehidupan sehari-hari. βJika Allah menilai kita sebagai orang yang jujur, maka kebahagiaan dan kemuliaan akan menjadi milik kita, baik di dunia maupun di akhirat.β




